Selasa, 08 Maret 2011

Persiapan untuk melakukan perbaikan konektifitas jaringan pada komputer client yang bermasalah harus terlebih dahulu mengetahui peralatan-peralatan yang akan digunakan dan dibutuhkan dalam jaringan tersebut. Selain peralatan dalam proses perbaikan konektifitas kita juga harus mengetahui jenis topologi jaringan yang digunakan oleh komputer client tersebut. Hal ini dilakukan agar dalam proses persiapan dan proses perbaikan kita tidak menggunakan sistem trial and error yang berarti kita hanya mencoba-coba saja tanpa mengetahui permasalahan yang dihadapi sebenarnya. Pada pembahasan berikut akan membahas tentang persiapan perbaikan konektiftas pada jaringan dengan topologi Bus dan Star. Alasan pembahasan hanya pada jaringan dengan topologi Bus dan Star karena kedua jaringan paling bayak digunakan.

Kajian Materi

Perbaikan Konektivitas pada Jaringan dengan Topologi Bus


Merupakan topologi fisik yang menggunakan kabel Coaxial dengan menggunakan T-Connector dengan terminator 50 ohm pada ujung jaringan. Topologi bus menggunakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup serta sepanjang kabel terdapat node-node.

Persiapan yang dilakukan adalah dengan mempersiapkan peralatannya. Peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk jaringan dengan Topologi Bus adalah:
  1. Kartu Jaringan (Network Interface Card/ LAN Card).

    Sebuah kartu jaringan (LAN Card) yang terpasang pada slot ekspansi pada sebuah motherboard komputer server maupun workstation (client) sehingga komputer dapat dihubungkan kedalam sistem jaringan. Dilihat dari jenis interface-nya pada PC terdapat dua jenis yakni PCI dan ISA.
  2. Kabel dan konektor.
    Kabel yang digunakan untuk jaringan dengan topologi Bus adalah menggunakan kabel coaxial. Kabel coaxial menyediakan perlindungan cukup baik dari cross talk ( disebabkan medan listrik dan fase signal) dan electical inteference (berasal dari petir, motor dan sistem radio) karena terdapat semacam pelindung logam/metal dalam kabel tersebut.
    Jenis kabel coaxial diantaranya kabel TV (kabel Antena), thick coaxial dan thin coaxial kecepatan transfer rate data maximum 10 mbps. Kabel Coaxial atau kabel RG-58 atau kabel 10base2 (ten base two) memiliki jangkauan antara 300 m dan dapat mencapai diatas 300m dengan menggunakan repeater. Untuk dapat digunakan sebagai kabel jaringan harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2, dengan diameter rata-rata berkisar 5 mm dan biasanya berwarna gelap.Konektor yang digunakan dalam jaringan Topologi Bus adalah dengan menggunakan konektor BNC. Konektor BNC ada 3 jenis yakni:
  • Konektor BNC Konektor BNC yang dipasangkan pada ujung-ujung kabel coaxial.
  • TerminatorBNC Konektor BNC dipasangkan pada ujung-ujung Jaringan dengan Topologi Bus yang memiliki nilai hambatan 50 ohm.
  • TBNC Adalah konektor yang dihubungkan ke kartu jaringan (LAN Card) dan ke Konektor BNC ataupun ke terminator untuk ujung jaringan.
Perbaikan Konektivitas pada Jaringan dengan Topologi Star
Topologi Star adalah topologi setiap node akan menuju node pusat/ sentral sebagai konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru menuju ke node tujuan. Topologi ini banyak digunakan di berbagai tempat karena memudahkan untuk menambah, megurangi dan mendeteksi kerusakan jaringan yang ada. Panjang kabel tidak harus sesuai (matching). Kerugian terjadi pada panjang kabel yang dapat menyebabkan (loss effect) karena hukum konduksi, namun semua itu bisa diabaikan.

Persiapan yang harus dilakukan adalah mempersiapkan peralatannya. Peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk jaringan dengan Topologi Bus adalah:
  1. Kartu Jaringan (Network Interface Card/ LAN Card).
    Sebuah kartu jaringan (LAN Card) yang terpasang pada slot ekspansi pada sebuah motherboard komputer server maupun workstation (client) sehingga komputer dapat dihubungkan kedalam sistem jaringan. Dilihat dari jenis interface-nya untuk jaringan menggunakan topologi star menggunakan kartu jaringan jenis PCI.
  2. Kabel dan Konektor.
    Kabel yang digunakan dalam Jaringan dengan topologi star adalah UTP (Unshielded Twisted Pair). Merupakan sepasang kabel yang dililit satu sama lain dengan tujuan mengurangi interferensi listrik yang terdapat dari dua, empat atau lebih pasang (umumnya yang dipakai dalam jaringan adalah 4 pasang / 8 kabel). UTP dapat mempunyai transfer rate 10 mbps sampai dengan 100 mbps tetapi mempunyai jarak pendek yaitu maximum 100m. Umumya di Indonesia warna kabel yang terlilit adalah (orangeputih orange), (hijau-putih hijau), (coklat-putih coklat) dan (biruputih biru). Konektor yang digunakan dalam jaringan Topologi star dengan kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) yakni menggunakan konektor RJ 45 dan untuk mengepres kabel menggunakan tang khusus yakni Cramping tools.
Memperbaiki Konektifitas Jaringan pada PC

Perbaikan konektifitas merupakan tindakan untuk memperbaiki atau menghubungkan komputer client dengan komputer jaringan. Tindakan yang dilakukan adalah termasuk pemasangan dan konfigurasi ulang perangkat yang diganti.
Pada pembahasan berikut akan membahas pada perbaikan konektifitas pada jaringan dengan Topologi Bus dan Topologi Star. Hal ini dilakukan untuk lebih memperdalam bahasan sesuai dengan kegiatan belajar yang pertama.

Tindakan perbaikan k0nektifitas jaringan melalui beberapa tahap yakni:
  1. Pemasangan Kartu Jaringan (LAN Card) pada Motherboard
    Pemasangan Kartu jaringan pada motherboar disesuaikan dengan kartu jaringan yang dimiliki apakah menggunakan model ISA atau PCI. Kartu jaringan model ISA tidak dapat dipasangkan pada slot PCI dan sebaliknya. Jadi pemasangan kartu jaringan harus sesuai dengan slot ekspansinya. Karena ukuran slot ekspansi yang tidak sama maka mempermudah dalam pemasangan sehingga tidak mungkin tertukar. Pemasangan kartu jaringan dapat dilakukan pada slot manapun selama slot tersebut tidak dipakai oleh komponen lain atau masih kosong. Karena apabila anda memindah komponen yang sudah ada maka saat menghidupkan komputer windows akan mendeteksi ulang pada seluruh komponen sehingga akan melakukan inisialisasi ulang ini terjadi pada windows 98, Windows 2000 dan windows XP.
  2. Pemasangang Kabel pada Konektor
    Pemasangan Kabel Coaxial dan Konektor BNC
    Pemasangan Kabel Coaxial dan konektor BNC harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai terjadi short atau hubung singkat karena dapat menyebabkan kabel yang kita buat membuat sistem jaringan menjadi down. Pengecekan apakah kabel tersebut dalam kondisi yang baik atau tidak putus ditengah juga harus dilakukan karena ini juga sebagai antisipasi supaya tidak terjadi kegagalan konektifitas. Pengecekan dapat dilakukan dengan multimeter pada kedua ujung apakah ada short atau putus tidak. Jika tidak ada maka dapat dilakukan penyambungan Kabel Coaxial pada konektor BNC. Setelah selesai penyambungan Kabel Coaxial pada konektor BNC harus di cek lagi apakah ada short atau putus dalam kabel tersebut dengan menggunkan multimeter.
    Pemasangan Kabel UTP dan Konektor RJ 45
    Pemasangan Kabel UTP dan Konektor RJ 45 untuk jaringan susunan kabel harus dilakukan standarisasi dengan tujuan untuk mempermudah dalam penambahan jaringan baru tanpa harus melihat susunan yang dipakai jika telah menggunakan standarisasi pengurutan kabel UTP ke konektor RJ 45.
    Pengkabelan menggunakan Kabel UTP terdapat dua metode yaitu:
    1. Kabel Lurus (Straight Cable)
    Kabel lurus (Straight Cable) adalah sistem pengkabelan antara ujung satu dengan yang lainnya adalah sama. Kabel lurus (Straight Cable) digunakan untuk menghubungkan antar workstation (Client) dengan Hub/Switch.
    2. Kabel Silang (Crossover Cable)
    Kabel Silang (Crossover Cable) adalah sistem pengkabelan antara ujung satu dengan yang lainnya saling disilangkan antar pengiriman (Transmiter) data dan penerima (Resiver) data. Kabel pengiriman data ujung satu akan diterima oleh penerima data pada ujung kedua begitupula sebaliknya penerima data satu merupakan pengirim data ujung kedua. Kabel Silang (Crossover Cable) digunakan untuk menghubungkan Hub/Switch dengan Hub/Switch atau antar dua komputer tanpa menggunakan hub.
  3. Pemasangan Konektor pada sistem Jaringan
    • Pemasangan Kabel Coaxial dengan konektor BNC pada Jaringan dengan topologi Bus
    Pemasangan Kabel Coaxial dengan konektor BNC pada Jaringan dengan topologi Bus yang menggunakan T-Connector dengan terminator 50 ohm pada ujung jaringan. Topologi bus menggunakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup dimana sepanjang kabel terdapat node-node.
    • Pemasangan Kabel UTP dengan Konektor RJ 45 pada Jaringan dengan Topologi Star
    Pemasangan Kabel UTP dengan konektor RJ 45 pada Topologi Star adalah setiap node akan menuju node pusat/ sentral sebagai konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru menuju ke node tujuan. Topologi ini banyak digunakan di berbagai tempat karena memudahankan untuk menambah, megurangi atau mendeteksi kerusakan jaringan yang ada.
  4. Seting konfigurasi (penginstalan driver kartu jaringan, pemilihan Protocol, Pengisian IP Address, subnet mask dan workgroup.
    Apabila secara hardware semua telah terpasang dengan baik maka langkah selanjutnya adalah konfigurasi secara software yang dapat dilakukan dengan cara:
    a) Penginstallan Driver Kartu Jaringan (LAN Card)
    Penginstalan driver dilakukan apabila kartu jaringan belum terdeteksi dikarenakan tidak suport Plug and Play (PnP). Hal ini disebabkan karena driver dari sistem operasi (98/Me) yang digunakan tidak ada sehingga memerlukan driver bawaan dari kartu jaringan tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara:
    Klik start pada windows 98/me >> setting >> Control Panel
    b) Pemilihan Protocol
    Biasanya setelah melakukan instalasi kartu jaringan (LAN Card) dengan baik secara otomatis akan memasukkan protocol TCP/IP dikotak dialog tersebut ( Gambar 21) namun apabila belum maka dapat dilakukan cara-cara berikut:
    c) Pengisian IP Address dan Subnetmask
    IP Address merupakan alamat komputer yang unik dalam sistem jaringan. Karena dalam sistem jarigan yang dituju adalah IP Address sehingga jika terjadi IP Address yang sama maka kedua komputer cross penggunaan alamat yang sama.
    Kelas Alamat IP Address
    IP Address dikelompokkan menjadi lima kelas; Kelas A, Kelas B, Kelas C, Kelas D, dan Kelas E. Perbedaan pada tiap kelas tersebut adalah pada ukuran dan jumlahnya. IP Kelas A dipakai oleh sedikijaringan, tetapi jaringan ini memiliki jumlah host yang banyKelas C dipakai untuk banyak jaringan, tetapi jumlah host sedikit, Kelas D dan E tidak banyak digunakan. Setiap alamat IP terdiri dari dua field, yaitu:
    • Field NetId; alamat jaringan logika dari subnet dimana komputer dihubungkan
    • Field HostId; alamat device logical secara khusus digunakan untuk mengenali masing-masing host pada subnet.
    d) Pemilihan Workgroup
    Pemilihan workgroup untuk menentukan kelompok mana yang kita hubungai. Workgroup dapat juga disebut nama Jaringan yang ada jadi untuk masuk sistem harus menuju ke nama jaringan yang dituju apabila tidak maka juga tidak masuk dalam sistem jaringan tersebut.
    Memeriksa, Menguji & Pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan dan Perbaikan Konektifitas Jaringan pada PC
    Tindakan yang dilakukan setelah konfigurasi sistem selesai dapat dilakukan tindakan akhir yakni:
    1) Pemeriksaan ulang konfigurasi jaringan
    2) Pengujian konektifitas jaringan
    3) Pembuatan laporan hasil perbaikan pekerjaan yang telah
    dilakukan
Dengan tindakan-tindakan tersebut diatas diharapkan perbaikan konektifitas dapat teruji dan handal sehingga tidak menggangu jaringan yang telah ada. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah konektifitas yang telah dilakukan berhasil dapat dilakukan dengan cara:
  1. Memeriksa pemasangan kartu jaringan (LAN Card) apakah telah terpasang dengan baik atau tidak.
  2. Memeriksa Pemasangan konektor Kabel pada hub/switch atau konektor lain tidak mengalami short atau open
  3. Pemasangan konektor tidak longgar
  4. Setting dan konfigurasi kartu jaringan secara software telah benar sesuai dengan ketentuan jaringan sebelumnya baik dari instalasi driver kartu jaringan, Konfigurasi IP Address, Subnet mask dan Workgroup yang digunakan.
Apabila semua telah terpasang dengan baik dan benar maka langkah selanjutnya adalah pengujian konektifitas jaringan.
Pengujian atau pengetesan jaringan dilakukan untuk mengetahui apakah komputer yang kita konektifitaskan telah berhasil masuk dalam sistem jaringan yang dituju.
Dalam menu network tersebut kita gunakan Fine Computer dimana kita akan melakukan pencarian berdasarkan nama komputer yang ada dalam jaringan saat penentuan identification pada saat penentuan workgroup.
Pada dialog find computer kita mencari berdasarkan nama komputer yang dicari. Hasil pencarian akan ditampilkan berupa daftar komputer yang telah sesuai dengan nama yang kita masukkan.
Cara pengujian hasil koneksi jaringan dapat pula dilakukan dengan cara double klik pada icon Network Neighborhood akan didapatkan daftar nama komputer yang telah masuk dalam jaringan sampai saat pengaksesan tersebut.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah komputer tersebut telah terhubung dengan jaringan adalah dengan masuk pada windows explorer disana akan memberikan informasi secara lengkap.
Pengujian dapat pula dilakukan dengan menggunakan Ms Dos untuk melihat konfigurasi pada TCP/IP. Pada windows Ms Dos ketikkan C:>IPCONFIG /ALL (IP Configuration)
IPCONFIG (IP Configuration) memberikan informasi hanya pengalamatan TCP/IP pada konputer tersebut saja. Dari gambar tersebut bahwa komputer tersebut memiliki nomor IP Addres adalah 10.1.1.7 dan Subnet Masknya adalah 255.255.255.0 Untuk informasi yang lebih lengkap dapat juga dilakukan dengan mengetikkan pada Ms Dos adalah C:> IPCONFIG /ALL|MORE

Dari tampilan IPCONFIG secara keseluruhan (all) dapat diperoleh informasi bahwa :
  • Host Name (Nama Komputer) adalah Komp_5
  • Diskripsi Kartu jaringannya adalah menggunakan Realtek RTL8029(AS) jenis Eternet Adapter.
  • Physical Adapter adalah 05-62-48-97-29-83
  • IP Addres adalah 10.1.1.5
  • Subnet Masknya adalah 255.255.255.0
Untuk mendeteksi apakah hubungan komputer dengan jaringan sudah berjalan dengan baik maka dilakukan utilitas ping. Utilitas Ping digunakan untuk mengetahui konektifitas yang terjadi dengan nomor IP address yang kita hubungi.
Perintah ping untuk IP Address 10.1.1.1, jika kita lihat ada respon pesan Replay from No IP Address 10.1.1.1 berarti IP tersebut memberikan balasan atas perintah ping yang kita berikan. Diperoleh Informasi berapa kapasitas pengiriman dengan waktu berapa lama memberikan tanda bahwa perintah untuk menghubungkan ke IP Address telah berjalan dengan baik.
Apabila alamat yang dihubungi tidak aktif atau tidak ada maka akan ditampilkan data Request Time Out (IP Address tidak dikenal).
Berarti komputer tersebut tidak dikenal dalam sistem jaringan, atau sedang tidak aktif. Setelah melakukan pengujian pada sistem jaringan setiap komputer telah dapat terhubung dengan baik. Sistem jaringan tersebut dapat digunakan untuk sharing data ataupun printer, modem (Internet) dan sebagainya.
Sharing dimaksudkan untuk membuka jalan untuk komputer client lain mengakses atau menggunakan fasilitas yang kita miliki.
Untuk dapat melakukan sharing data dapat dengan cara masuk ke windows explorer pilih data atau directory yang akan disharingkan kemudian klik kanan lalu klik sharing.
Dengan sharing sistem jaringan dapat menggunakan 1 unit printer untuk mencetak data dari setiap komputer client sehingga memotong ongkos biaya untuk pembelian printer yang banyak.
Sebagai contoh sebuah komputer telah mensharing drive A, C, D, E, G dan sebuah printer canon berarti komputer tersebut membuka akses untuk setiap komputer dapat melihat, membuka dan menggunakan fasilitas printer yang ia miliki.

Pertanyaan Terkait
  1. Apa kelebihan dan kekurangan dari kabel jenis coaxial dan UTP dalam system jaringan?
    Kelebihan Kabel Coaxial
    • Kelebihan kabel coaxial dalam sistem jaringan adalah kabel coaxial menyediakan perlindungan cukup baik dari cross talk ( disebabkan medan listrik dan fase signal) dan electical inteference (berasal dari petir, motor dan sistem radio) karena terdapat semacam pelindung logam/metal dalam kabel tersebut. Sehingga dapat digunakan dalam jangkauan yang lebih panjang
    • Memiliki jangkauan yang panjang mencapai 300 m dalam satu jaringan.
    Kekurangan kabel coaxial
    • Kelemahan kabel coaxial adalah signal melewati 2 arah dengan satu kabel kemungkinan terjadi collision (tabrakan data atau tercampurnya data) besar.
    Kelebihan Kabel UTP
    • Sedangkan kabel UTP keuntungannya adalah tidak terjadinya collision (tabrakan data atau tercampurnya data) tidak terjadi karena kabel data terpisah dan semua arus data ditangani oleh hub/switch.
    Kekurangan Kabel UTP
    • Kekurangan kabel UTP terjadinya interferensi listrik yang terdapat dari dua, empat atau lebih pasang (umumnya yang dipakai dalam jaringan adalah 4 pasang / 8 kabel). Dalam kabel UTP timbul interferensi listris yang terdapat pada 2 atau 4 pasang tersebut. Daya jangkau kabel UTP 100 m dalam satu sistem jaringan.
  2. Apa perbedaan pengiriman data dan penerimaan data menggunakan kabel UTP model kabel lurus (straight cable) dan kabel silang (crossover cable)?
    Pengiriman data dengan model kabel lurus adalah data dikirimkan ke hub/switch baru dari hub dikembalikan. Pengiriman data oleh network adapter akan diterima sebagai signal pengiriman data oleh hub/switch dan penerima data di network adapter dan penerimaan data oleh hub/switch.
    Pengiriman dan penerimaan data kabel silang (crossover cable) dari komputer ke komputer. Pengiriman data oleh network adapter komputer 1 akan diterima sebagai sinyal penerima di network adapter komputer 2 dan penerimaan data oleh network adapter komputer 1 adalah merupakan pengiriman data oleh network adapter komputer 2.
  3. Apakah dalam setting konfigurasi computer client terdapat perbedaan? Dimana perbedaannya dan kenapa?
    Setting konfigurasi komputer client terdapat perbedaan.
    Letak perbedaannya terdapat pada pengisian computer name dan pada IP Addressnya. Jika terjadi kesamaan nama akan mempersulit kita dalam pengenalan komputer mana yang kita hubungi jika namanya sama. Jika terjadi kesamaan pada IP Address maka dapat menyebabkan terjadinya perebutan alamat yang menyebabkan keduanya sama-sama tidak dapat mengakses sistem jaringan.

Ruang Diskusi
  1. Perbedaan switch yang digunakan topologi bus dan star?
    Sepengetahuan saya topologi bus tidak memiliki sebuah switch ataupun HUB, sementara pada topologi star baru terdapat yang namanya switch atau HUB. Jadi tidak bisa dibedakan ataupun dibandingan antara keduanya. Sebab salah satu unsur pembandingnya tidak ada wujudnya.
  2. Mengapa ketentuan setiap ujung kabel coaxial harus diterminasi dengan terminator 50-ohm?
    Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan menggunakan terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu buah resistor 50-ohm 1 watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang lumayan lebar). Mengenai mengapa 50-ohm itu sudah ketentuan dari standart Internasional.
  3. Cara setting internet di topologi bus?
    Untuk setting topologi bus peralatan atau bahan yang dibutuhkan adalah:
    Kartu Jaringan (Network Interface Card/ LAN Card)
    - Sebuah kartu jaringan (LAN Card) yang terpasang pada slot
    - ekspansi pada sebuah motherboard komputer server maupun workstation (client) sehingga komputer dapat dihubungkan kedalam sistem jaringan.

    Dilihat dari jenis interface-nya pada PC terdapat dua jenis yakni PCI dan ISA
    a. Kartu jaringan (LAN Card) ISA dengan konektor BNC dan RJ45
    b. kartu jaringan (LAN Card) ISA dengan konektor BNC
    c. kabel dan konektor

    Konektor yang digunakan dalam jaringan Topologi Bus adalah:
    dengan menggunakan konektor BNC. Konektor BNC ada 3 jenis yakni:
    a) Konektor BNC
    b) TerminatorBNC
    c) TBNC

    Untuk setting ke jaringan hal yang dibutuhkan adalah:
    Protokol TCP/IP
    Karena penting peranannya pada sistem operasi Windows dan juga karena protokol TCP/IP merupakan protokol pilihan (default) dari Windows. Protokol TCP berada pada lapisan Transport model OSI (Open System Interconnection), sedangkan IP berada pada lapisan Network mode OSI
    IP Address
    IP address adalah alamat yang diberikan pada jaringan komputer dan peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP address terdiri atas 32 bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat kelompok angka desimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 192.168.0.1.
    Network ID Host ID
    IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana network ID menentukan alamat jaringan komputer, sedangkan host ID menentukan alamat host (komputer, router, switch). Oleh sebab itu IP address memberikan alamat lengkap suatu host beserta alamat jaringan di mana host itu berada.
    Domain Name System (DNS)
    Domain Name System (DNS) adalah suatu sistem yang memungkinkan nama suatu host pada jaringan komputer atau internet ditranslasikan menjadi IP address. Dalam pemberian nama, DNS menggunakan arsitektur hierarki.
    DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)
    IP address dan subnet mask dapat diberikan secara otomatis menggunakan Dynamic Host Configuration Protocol atau diisi secara manual. DHCP berfungsi untuk memberikan IP address secara otomatis pada komputer yang menggunakan protokol TCP/IP. DHCP bekerja dengan relasi client-server, dimana DHCP server menyediakan suatu kelompok IP address yang dapat diberikan pada DHCP client. Dalam memberikan IP address ini, DHCP hanya meminjamkan IP address tersebut. Jadi pemberian IP address ini berlangsung secara dinamis.

Minggu, 06 Maret 2011

Melakukan Perbaikan Dan Setting Ulang Koneksi Jaringan

Persiapan untuk melakukan perbaikan konektifitas jaringan pada komputer client yang bermasalah harus terlebih dahulu mengetahui peralatan-peralatan yang akan digunakan dan dibutuhkan dalam jaringan tersebut. Selain peralatan dalam proses perbaikan konektifitas kita juga harus mengetahui jenis topologi jaringan yang digunakan oleh komputer client tersebut. Hal ini dilakukan agar dalam proses persiapan dan proses perbaikan kita tidak menggunakan sistem trial and error yang berarti kita hanya mencoba-coba saja tanpa mengetahui permasalahan yang dihadapi sebenarnya. Pada pembahasan berikut akan membahas tentang persiapan perbaikan konektiftas pada jaringan dengan topologi Bus dan Star. Alasan pembahasan hanya pada jaringan dengan topologi Bus dan Star karena kedua jaringan paling bayak digunakan.

Kajian Materi

Perbaikan Konektivitas pada Jaringan dengan Topologi Bus


Merupakan topologi fisik yang menggunakan kabel Coaxial dengan menggunakan T-Connector dengan terminator 50 ohm pada ujung jaringan. Topologi bus menggunakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup serta sepanjang kabel terdapat node-node.

Persiapan yang dilakukan adalah dengan mempersiapkan peralatannya. Peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk jaringan dengan Topologi Bus adalah:
  1. Kartu Jaringan (Network Interface Card/ LAN Card).

    Sebuah kartu jaringan (LAN Card) yang terpasang pada slot ekspansi pada sebuah motherboard komputer server maupun workstation (client) sehingga komputer dapat dihubungkan kedalam sistem jaringan. Dilihat dari jenis interface-nya pada PC terdapat dua jenis yakni PCI dan ISA.
  2. Kabel dan konektor.
    Kabel yang digunakan untuk jaringan dengan topologi Bus adalah menggunakan kabel coaxial. Kabel coaxial menyediakan perlindungan cukup baik dari cross talk ( disebabkan medan listrik dan fase signal) dan electical inteference (berasal dari petir, motor dan sistem radio) karena terdapat semacam pelindung logam/metal dalam kabel tersebut.
    Jenis kabel coaxial diantaranya kabel TV (kabel Antena), thick coaxial dan thin coaxial kecepatan transfer rate data maximum 10 mbps. Kabel Coaxial atau kabel RG-58 atau kabel 10base2 (ten base two) memiliki jangkauan antara 300 m dan dapat mencapai diatas 300m dengan menggunakan repeater. Untuk dapat digunakan sebagai kabel jaringan harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2, dengan diameter rata-rata berkisar 5 mm dan biasanya berwarna gelap.Konektor yang digunakan dalam jaringan Topologi Bus adalah dengan menggunakan konektor BNC. Konektor BNC ada 3 jenis yakni:
  • Konektor BNC Konektor BNC yang dipasangkan pada ujung-ujung kabel coaxial.
  • TerminatorBNC Konektor BNC dipasangkan pada ujung-ujung Jaringan dengan Topologi Bus yang memiliki nilai hambatan 50 ohm.
  • TBNC Adalah konektor yang dihubungkan ke kartu jaringan (LAN Card) dan ke Konektor BNC ataupun ke terminator untuk ujung jaringan.
Perbaikan Konektivitas pada Jaringan dengan Topologi Star
Topologi Star adalah topologi setiap node akan menuju node pusat/ sentral sebagai konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru menuju ke node tujuan. Topologi ini banyak digunakan di berbagai tempat karena memudahkan untuk menambah, megurangi dan mendeteksi kerusakan jaringan yang ada. Panjang kabel tidak harus sesuai (matching). Kerugian terjadi pada panjang kabel yang dapat menyebabkan (loss effect) karena hukum konduksi, namun semua itu bisa diabaikan.

Persiapan yang harus dilakukan adalah mempersiapkan peralatannya. Peralatan atau bahan yang dibutuhkan untuk jaringan dengan Topologi Bus adalah:
  1. Kartu Jaringan (Network Interface Card/ LAN Card).
    Sebuah kartu jaringan (LAN Card) yang terpasang pada slot ekspansi pada sebuah motherboard komputer server maupun workstation (client) sehingga komputer dapat dihubungkan kedalam sistem jaringan. Dilihat dari jenis interface-nya untuk jaringan menggunakan topologi star menggunakan kartu jaringan jenis PCI.
  2. Kabel dan Konektor.
    Kabel yang digunakan dalam Jaringan dengan topologi star adalah UTP (Unshielded Twisted Pair). Merupakan sepasang kabel yang dililit satu sama lain dengan tujuan mengurangi interferensi listrik yang terdapat dari dua, empat atau lebih pasang (umumnya yang dipakai dalam jaringan adalah 4 pasang / 8 kabel). UTP dapat mempunyai transfer rate 10 mbps sampai dengan 100 mbps tetapi mempunyai jarak pendek yaitu maximum 100m. Umumya di Indonesia warna kabel yang terlilit adalah (orangeputih orange), (hijau-putih hijau), (coklat-putih coklat) dan (biruputih biru). Konektor yang digunakan dalam jaringan Topologi star dengan kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) yakni menggunakan konektor RJ 45 dan untuk mengepres kabel menggunakan tang khusus yakni Cramping tools.
Memperbaiki Konektifitas Jaringan pada PC

Perbaikan konektifitas merupakan tindakan untuk memperbaiki atau menghubungkan komputer client dengan komputer jaringan. Tindakan yang dilakukan adalah termasuk pemasangan dan konfigurasi ulang perangkat yang diganti.
Pada pembahasan berikut akan membahas pada perbaikan konektifitas pada jaringan dengan Topologi Bus dan Topologi Star. Hal ini dilakukan untuk lebih memperdalam bahasan sesuai dengan kegiatan belajar yang pertama.

Tindakan perbaikan k0nektifitas jaringan melalui beberapa tahap yakni:
  1. Pemasangan Kartu Jaringan (LAN Card) pada Motherboard
    Pemasangan Kartu jaringan pada motherboar disesuaikan dengan kartu jaringan yang dimiliki apakah menggunakan model ISA atau PCI. Kartu jaringan model ISA tidak dapat dipasangkan pada slot PCI dan sebaliknya. Jadi pemasangan kartu jaringan harus sesuai dengan slot ekspansinya. Karena ukuran slot ekspansi yang tidak sama maka mempermudah dalam pemasangan sehingga tidak mungkin tertukar. Pemasangan kartu jaringan dapat dilakukan pada slot manapun selama slot tersebut tidak dipakai oleh komponen lain atau masih kosong. Karena apabila anda memindah komponen yang sudah ada maka saat menghidupkan komputer windows akan mendeteksi ulang pada seluruh komponen sehingga akan melakukan inisialisasi ulang ini terjadi pada windows 98, Windows 2000 dan windows XP.
  2. Pemasangang Kabel pada Konektor
    Pemasangan Kabel Coaxial dan Konektor BNC
    Pemasangan Kabel Coaxial dan konektor BNC harus dilakukan dengan hati-hati jangan sampai terjadi short atau hubung singkat karena dapat menyebabkan kabel yang kita buat membuat sistem jaringan menjadi down. Pengecekan apakah kabel tersebut dalam kondisi yang baik atau tidak putus ditengah juga harus dilakukan karena ini juga sebagai antisipasi supaya tidak terjadi kegagalan konektifitas. Pengecekan dapat dilakukan dengan multimeter pada kedua ujung apakah ada short atau putus tidak. Jika tidak ada maka dapat dilakukan penyambungan Kabel Coaxial pada konektor BNC. Setelah selesai penyambungan Kabel Coaxial pada konektor BNC harus di cek lagi apakah ada short atau putus dalam kabel tersebut dengan menggunkan multimeter.
    Pemasangan Kabel UTP dan Konektor RJ 45
    Pemasangan Kabel UTP dan Konektor RJ 45 untuk jaringan susunan kabel harus dilakukan standarisasi dengan tujuan untuk mempermudah dalam penambahan jaringan baru tanpa harus melihat susunan yang dipakai jika telah menggunakan standarisasi pengurutan kabel UTP ke konektor RJ 45.
    Pengkabelan menggunakan Kabel UTP terdapat dua metode yaitu:
    1. Kabel Lurus (Straight Cable)
    Kabel lurus (Straight Cable) adalah sistem pengkabelan antara ujung satu dengan yang lainnya adalah sama. Kabel lurus (Straight Cable) digunakan untuk menghubungkan antar workstation (Client) dengan Hub/Switch.
    2. Kabel Silang (Crossover Cable)
    Kabel Silang (Crossover Cable) adalah sistem pengkabelan antara ujung satu dengan yang lainnya saling disilangkan antar pengiriman (Transmiter) data dan penerima (Resiver) data. Kabel pengiriman data ujung satu akan diterima oleh penerima data pada ujung kedua begitupula sebaliknya penerima data satu merupakan pengirim data ujung kedua. Kabel Silang (Crossover Cable) digunakan untuk menghubungkan Hub/Switch dengan Hub/Switch atau antar dua komputer tanpa menggunakan hub.
  3. Pemasangan Konektor pada sistem Jaringan
    • Pemasangan Kabel Coaxial dengan konektor BNC pada Jaringan dengan topologi Bus
    Pemasangan Kabel Coaxial dengan konektor BNC pada Jaringan dengan topologi Bus yang menggunakan T-Connector dengan terminator 50 ohm pada ujung jaringan. Topologi bus menggunakan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup dimana sepanjang kabel terdapat node-node.
    • Pemasangan Kabel UTP dengan Konektor RJ 45 pada Jaringan dengan Topologi Star
    Pemasangan Kabel UTP dengan konektor RJ 45 pada Topologi Star adalah setiap node akan menuju node pusat/ sentral sebagai konselor. Aliran data akan menuju node pusat baru menuju ke node tujuan. Topologi ini banyak digunakan di berbagai tempat karena memudahankan untuk menambah, megurangi atau mendeteksi kerusakan jaringan yang ada.
  4. Seting konfigurasi (penginstalan driver kartu jaringan, pemilihan Protocol, Pengisian IP Address, subnet mask dan workgroup.
    Apabila secara hardware semua telah terpasang dengan baik maka langkah selanjutnya adalah konfigurasi secara software yang dapat dilakukan dengan cara:
    a) Penginstallan Driver Kartu Jaringan (LAN Card)
    Penginstalan driver dilakukan apabila kartu jaringan belum terdeteksi dikarenakan tidak suport Plug and Play (PnP). Hal ini disebabkan karena driver dari sistem operasi (98/Me) yang digunakan tidak ada sehingga memerlukan driver bawaan dari kartu jaringan tersebut. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan cara:
    Klik start pada windows 98/me >> setting >> Control Panel
    b) Pemilihan Protocol
    Biasanya setelah melakukan instalasi kartu jaringan (LAN Card) dengan baik secara otomatis akan memasukkan protocol TCP/IP dikotak dialog tersebut ( Gambar 21) namun apabila belum maka dapat dilakukan cara-cara berikut:
    c) Pengisian IP Address dan Subnetmask
    IP Address merupakan alamat komputer yang unik dalam sistem jaringan. Karena dalam sistem jarigan yang dituju adalah IP Address sehingga jika terjadi IP Address yang sama maka kedua komputer cross penggunaan alamat yang sama.
    Kelas Alamat IP Address
    IP Address dikelompokkan menjadi lima kelas; Kelas A, Kelas B, Kelas C, Kelas D, dan Kelas E. Perbedaan pada tiap kelas tersebut adalah pada ukuran dan jumlahnya. IP Kelas A dipakai oleh sedikijaringan, tetapi jaringan ini memiliki jumlah host yang banyKelas C dipakai untuk banyak jaringan, tetapi jumlah host sedikit, Kelas D dan E tidak banyak digunakan. Setiap alamat IP terdiri dari dua field, yaitu:
    • Field NetId; alamat jaringan logika dari subnet dimana komputer dihubungkan
    • Field HostId; alamat device logical secara khusus digunakan untuk mengenali masing-masing host pada subnet.
    d) Pemilihan Workgroup
    Pemilihan workgroup untuk menentukan kelompok mana yang kita hubungai. Workgroup dapat juga disebut nama Jaringan yang ada jadi untuk masuk sistem harus menuju ke nama jaringan yang dituju apabila tidak maka juga tidak masuk dalam sistem jaringan tersebut.
    Memeriksa, Menguji & Pembuatan Laporan Hasil Pemeriksaan dan Perbaikan Konektifitas Jaringan pada PC
    Tindakan yang dilakukan setelah konfigurasi sistem selesai dapat dilakukan tindakan akhir yakni:
    1) Pemeriksaan ulang konfigurasi jaringan
    2) Pengujian konektifitas jaringan
    3) Pembuatan laporan hasil perbaikan pekerjaan yang telah
    dilakukan
Dengan tindakan-tindakan tersebut diatas diharapkan perbaikan konektifitas dapat teruji dan handal sehingga tidak menggangu jaringan yang telah ada. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk mengetahui apakah konektifitas yang telah dilakukan berhasil dapat dilakukan dengan cara:
  1. Memeriksa pemasangan kartu jaringan (LAN Card) apakah telah terpasang dengan baik atau tidak.
  2. Memeriksa Pemasangan konektor Kabel pada hub/switch atau konektor lain tidak mengalami short atau open
  3. Pemasangan konektor tidak longgar
  4. Setting dan konfigurasi kartu jaringan secara software telah benar sesuai dengan ketentuan jaringan sebelumnya baik dari instalasi driver kartu jaringan, Konfigurasi IP Address, Subnet mask dan Workgroup yang digunakan.
Apabila semua telah terpasang dengan baik dan benar maka langkah selanjutnya adalah pengujian konektifitas jaringan.
Pengujian atau pengetesan jaringan dilakukan untuk mengetahui apakah komputer yang kita konektifitaskan telah berhasil masuk dalam sistem jaringan yang dituju.
Dalam menu network tersebut kita gunakan Fine Computer dimana kita akan melakukan pencarian berdasarkan nama komputer yang ada dalam jaringan saat penentuan identification pada saat penentuan workgroup.
Pada dialog find computer kita mencari berdasarkan nama komputer yang dicari. Hasil pencarian akan ditampilkan berupa daftar komputer yang telah sesuai dengan nama yang kita masukkan.
Cara pengujian hasil koneksi jaringan dapat pula dilakukan dengan cara double klik pada icon Network Neighborhood akan didapatkan daftar nama komputer yang telah masuk dalam jaringan sampai saat pengaksesan tersebut.
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah komputer tersebut telah terhubung dengan jaringan adalah dengan masuk pada windows explorer disana akan memberikan informasi secara lengkap.
Pengujian dapat pula dilakukan dengan menggunakan Ms Dos untuk melihat konfigurasi pada TCP/IP. Pada windows Ms Dos ketikkan C:>IPCONFIG /ALL (IP Configuration)
IPCONFIG (IP Configuration) memberikan informasi hanya pengalamatan TCP/IP pada konputer tersebut saja. Dari gambar tersebut bahwa komputer tersebut memiliki nomor IP Addres adalah 10.1.1.7 dan Subnet Masknya adalah 255.255.255.0 Untuk informasi yang lebih lengkap dapat juga dilakukan dengan mengetikkan pada Ms Dos adalah C:> IPCONFIG /ALL|MORE

Dari tampilan IPCONFIG secara keseluruhan (all) dapat diperoleh informasi bahwa :
  • Host Name (Nama Komputer) adalah Komp_5
  • Diskripsi Kartu jaringannya adalah menggunakan Realtek RTL8029(AS) jenis Eternet Adapter.
  • Physical Adapter adalah 05-62-48-97-29-83
  • IP Addres adalah 10.1.1.5
  • Subnet Masknya adalah 255.255.255.0
Untuk mendeteksi apakah hubungan komputer dengan jaringan sudah berjalan dengan baik maka dilakukan utilitas ping. Utilitas Ping digunakan untuk mengetahui konektifitas yang terjadi dengan nomor IP address yang kita hubungi.
Perintah ping untuk IP Address 10.1.1.1, jika kita lihat ada respon pesan Replay from No IP Address 10.1.1.1 berarti IP tersebut memberikan balasan atas perintah ping yang kita berikan. Diperoleh Informasi berapa kapasitas pengiriman dengan waktu berapa lama memberikan tanda bahwa perintah untuk menghubungkan ke IP Address telah berjalan dengan baik.
Apabila alamat yang dihubungi tidak aktif atau tidak ada maka akan ditampilkan data Request Time Out (IP Address tidak dikenal).
Berarti komputer tersebut tidak dikenal dalam sistem jaringan, atau sedang tidak aktif. Setelah melakukan pengujian pada sistem jaringan setiap komputer telah dapat terhubung dengan baik. Sistem jaringan tersebut dapat digunakan untuk sharing data ataupun printer, modem (Internet) dan sebagainya.
Sharing dimaksudkan untuk membuka jalan untuk komputer client lain mengakses atau menggunakan fasilitas yang kita miliki.
Untuk dapat melakukan sharing data dapat dengan cara masuk ke windows explorer pilih data atau directory yang akan disharingkan kemudian klik kanan lalu klik sharing.
Dengan sharing sistem jaringan dapat menggunakan 1 unit printer untuk mencetak data dari setiap komputer client sehingga memotong ongkos biaya untuk pembelian printer yang banyak.
Sebagai contoh sebuah komputer telah mensharing drive A, C, D, E, G dan sebuah printer canon berarti komputer tersebut membuka akses untuk setiap komputer dapat melihat, membuka dan menggunakan fasilitas printer yang ia miliki.

Pertanyaan Terkait
  1. Apa kelebihan dan kekurangan dari kabel jenis coaxial dan UTP dalam system jaringan?
    Kelebihan Kabel Coaxial
    • Kelebihan kabel coaxial dalam sistem jaringan adalah kabel coaxial menyediakan perlindungan cukup baik dari cross talk ( disebabkan medan listrik dan fase signal) dan electical inteference (berasal dari petir, motor dan sistem radio) karena terdapat semacam pelindung logam/metal dalam kabel tersebut. Sehingga dapat digunakan dalam jangkauan yang lebih panjang
    • Memiliki jangkauan yang panjang mencapai 300 m dalam satu jaringan.
    Kekurangan kabel coaxial
    • Kelemahan kabel coaxial adalah signal melewati 2 arah dengan satu kabel kemungkinan terjadi collision (tabrakan data atau tercampurnya data) besar.
    Kelebihan Kabel UTP
    • Sedangkan kabel UTP keuntungannya adalah tidak terjadinya collision (tabrakan data atau tercampurnya data) tidak terjadi karena kabel data terpisah dan semua arus data ditangani oleh hub/switch.
    Kekurangan Kabel UTP
    • Kekurangan kabel UTP terjadinya interferensi listrik yang terdapat dari dua, empat atau lebih pasang (umumnya yang dipakai dalam jaringan adalah 4 pasang / 8 kabel). Dalam kabel UTP timbul interferensi listris yang terdapat pada 2 atau 4 pasang tersebut. Daya jangkau kabel UTP 100 m dalam satu sistem jaringan.
  2. Apa perbedaan pengiriman data dan penerimaan data menggunakan kabel UTP model kabel lurus (straight cable) dan kabel silang (crossover cable)?
    Pengiriman data dengan model kabel lurus adalah data dikirimkan ke hub/switch baru dari hub dikembalikan. Pengiriman data oleh network adapter akan diterima sebagai signal pengiriman data oleh hub/switch dan penerima data di network adapter dan penerimaan data oleh hub/switch.
    Pengiriman dan penerimaan data kabel silang (crossover cable) dari komputer ke komputer. Pengiriman data oleh network adapter komputer 1 akan diterima sebagai sinyal penerima di network adapter komputer 2 dan penerimaan data oleh network adapter komputer 1 adalah merupakan pengiriman data oleh network adapter komputer 2.
  3. Apakah dalam setting konfigurasi computer client terdapat perbedaan? Dimana perbedaannya dan kenapa?
    Setting konfigurasi komputer client terdapat perbedaan.
    Letak perbedaannya terdapat pada pengisian computer name dan pada IP Addressnya. Jika terjadi kesamaan nama akan mempersulit kita dalam pengenalan komputer mana yang kita hubungi jika namanya sama. Jika terjadi kesamaan pada IP Address maka dapat menyebabkan terjadinya perebutan alamat yang menyebabkan keduanya sama-sama tidak dapat mengakses sistem jaringan.

Ruang Diskusi
  1. Perbedaan switch yang digunakan topologi bus dan star?
    Sepengetahuan saya topologi bus tidak memiliki sebuah switch ataupun HUB, sementara pada topologi star baru terdapat yang namanya switch atau HUB. Jadi tidak bisa dibedakan ataupun dibandingan antara keduanya. Sebab salah satu unsur pembandingnya tidak ada wujudnya.
  2. Mengapa ketentuan setiap ujung kabel coaxial harus diterminasi dengan terminator 50-ohm?
    Setiap ujung harus diterminasi dengan terminator 50-ohm (dianjurkan menggunakan terminator yang sudah dirakit, bukan menggunakan satu buah resistor 50-ohm 1 watt, sebab resistor mempunyai disipasi tegangan yang lumayan lebar). Mengenai mengapa 50-ohm itu sudah ketentuan dari standart Internasional.
  3. Cara setting internet di topologi bus?
    Untuk setting topologi bus peralatan atau bahan yang dibutuhkan adalah:
    Kartu Jaringan (Network Interface Card/ LAN Card)
    - Sebuah kartu jaringan (LAN Card) yang terpasang pada slot
    - ekspansi pada sebuah motherboard komputer server maupun workstation (client) sehingga komputer dapat dihubungkan kedalam sistem jaringan.

    Dilihat dari jenis interface-nya pada PC terdapat dua jenis yakni PCI dan ISA
    a. Kartu jaringan (LAN Card) ISA dengan konektor BNC dan RJ45
    b. kartu jaringan (LAN Card) ISA dengan konektor BNC
    c. kabel dan konektor

    Konektor yang digunakan dalam jaringan Topologi Bus adalah:
    dengan menggunakan konektor BNC. Konektor BNC ada 3 jenis yakni:
    a) Konektor BNC
    b) TerminatorBNC
    c) TBNC

    Untuk setting ke jaringan hal yang dibutuhkan adalah:
    Protokol TCP/IP
    Karena penting peranannya pada sistem operasi Windows dan juga karena protokol TCP/IP merupakan protokol pilihan (default) dari Windows. Protokol TCP berada pada lapisan Transport model OSI (Open System Interconnection), sedangkan IP berada pada lapisan Network mode OSI
    IP Address
    IP address adalah alamat yang diberikan pada jaringan komputer dan peralatan jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP. IP address terdiri atas 32 bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat kelompok angka desimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 192.168.0.1.
    Network ID Host ID
    IP address terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana network ID menentukan alamat jaringan komputer, sedangkan host ID menentukan alamat host (komputer, router, switch). Oleh sebab itu IP address memberikan alamat lengkap suatu host beserta alamat jaringan di mana host itu berada.
    Domain Name System (DNS)
    Domain Name System (DNS) adalah suatu sistem yang memungkinkan nama suatu host pada jaringan komputer atau internet ditranslasikan menjadi IP address. Dalam pemberian nama, DNS menggunakan arsitektur hierarki.
    DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol)
    IP address dan subnet mask dapat diberikan secara otomatis menggunakan Dynamic Host Configuration Protocol atau diisi secara manual. DHCP berfungsi untuk memberikan IP address secara otomatis pada komputer yang menggunakan protokol TCP/IP. DHCP bekerja dengan relasi client-server, dimana DHCP server menyediakan suatu kelompok IP address yang dapat diberikan pada DHCP client. Dalam memberikan IP address ini, DHCP hanya meminjamkan IP address tersebut. Jadi pemberian IP address ini berlangsung secara dinamis.

Lapisan OSI

1. Lapisan Fisik

Karakteristik perangkat keras yang mentransmisikan sinyal data. Lapisan fisik melakukan fungsi pengiriman dan penerimaan bit stream dalam medium fisik. Dalam lapisan ini kita akan mengetahui spesifikasi mekanikal dan elektrikal daripada media transmisi serta antarmukanya. Hal-hal penting yang dapat dibahas lebih jauh dalam lapisan fisik ini adalah:
  • Karakteristik fisik daripada media dan antarmuka.
  • Representasi bit-bit. Maksudnya lapisan fisik harus mampu menterjemahkan bit 0 atau 1, juga termasuk pengkodean dan bagaimana mengganti sinyal 0 ke 1 atau sebaliknya.
  • Data rate (laju data).
  • Sinkronisasi bit.
  • Line configuration (Konfigurasi saluran). Misalnya: point-to-point atau point-to-multipoint configuration.
  • Topologi fisik. Misalnya: mesh topology, star topology, ring topology atau bus topology.
  • Mode transmisi. Misalnya : half-duplex mode, full-duplex (simplex) mode.
Gambar
Gambar 3.5 Lapisan Fisik / Physical Lyer

2. Lapisan Data-Link

Pengiriman data melintasi jaringan fisik. Lapisan data link berfungsi mentransformasi lapisan fisik yang merupakan fasilitas transmisi data mentah menjadi link yang reliabel. Lapisan ini menjamin informasi bebas error untuk ke lapisan di atasnya.
Gambar 3.6 Lapisan Data Link
Gambar 3.6 Lapisan Data Link
Tanggung jawab utama lapisan data link ini adalah sebagai berikut :
  • Framing. Yaitu membagi bit stream yang diterima dari lapisan network menjadi unit-unit data yang disebut frame.
  • Physical addressing. Jika frame-frame didistribusikan ke sistem lainpada jaringan, maka data link akan menambahkan sebuah header di muka frame untuk mendefinisikan pengirim dan/atau penerima.
  • Flow control. Jika rate atau laju bit stream berlebih atau berkurang maka flow control akan melakukan tindakan yang menstabilkan laju bit.
  • Error control. Data link menambah reliabilitas lapisan fisik dengan penambahan mekanisme deteksi dan retransmisi frame-frame yang gagal terkirim.
  • Access control. Jika 2 atau lebih device dikoneksi dalam link yang sama, lapisan data link perlu menentukan device yang mana yang harus dikendalikan pada saat tertentu.

3. Lapisan Network

Hubungan lintas jaringan dan mengisolasi layer yang lebih tinggi. Pengalamatan dan pengiriman data. Lapisan network bertanggung jawab untuk pengiriman paket dengan konsep source-to-destination. Adapun tanggung jawab spesifik lapisan network ini adalah:
  • Logical addressing. Bila pada lapisan data link diimplementasikan physical addressing untuk penangan pengalamatan/addressing secara lokal, maka pada lapisan network problematika addressing untuk lapisan network bisa mencakup lokal dan antar jaringan/network. Pada lapisan network ini logical address ditambahkan pada paket yang datang dari lapisan data link.
  • Routing. Jaringan-jaringan yang saling terhubung sehingga membentuk internetwork diperlukan metoda routing/perutean. Sehingga paket dapat ditransfer dari satu device yang berasal dari jaringan tertentu menuju device lain pada jaringan yang lain.
Gambar 3.7 Lapisan Network
Gambar 3.7 Lapisan Network

4. Lapisan Transport

Menjamin penerima mendapatkan data seperti yang dikirimkan. Lapisan transport bertanggung jawab untuk pengiriman source-to-destination (end-to-end) daripada jenis message tertentu. Tanggung jawab spesifik lapisan transport ini adalah:
  • Sevice-point addressing. Komputer sering menjalankan berbagai macam program atau aplikasi yang berlainan dalam saat bersamaan. Untuk itu dengan lapisan transport ini tidak hanya menangani pengiriman/delivery source-to-destination dari computer yang satu ke komputer yang lain saja namun lebih spesifik kepada delivery jenis message untuk aplikasi yang berlainan. Sehingga setiap message yang berlainan aplikasi harus memiliki alamat/address tersendiri lagi yang disebut service point address atau port address.
  • Segmentation dan reassembly. Sebuah message dibagi dalam segmen-segmen yang terkirim. Setiap segmen memiliki sequence number. Sequence number ini yang berguna bagi lapisan transport untuk merakit/reassembly segmen-segman yang terpecah atau terbagi tadi menjadi message yang utuh.
  • Connection control. Lapisan transport dapat berperilaku sebagai connectionless atau connection-oriented.
  • Flow control. Seperti halnya lapisan data link, lapisan transport bertanggung jawab untuk kontrol aliran (flow control). Bedanya dengan flow control di lapisan data link adalah dilakukan untuk end-to-end.
  • Error control. Sama fungsi tugasnya dengan error control di lapisan data link, juga berorientasi end-to-end.
Gambar 3.8 Lapisan Transport
Gambar 3.8 Lapisan Transport

5. Lapisan Sesi

Hubungan antar aplikasi yang berkomunikasi. Layanan yang diberikan oleh tiga layer pertama (fisik, data link dan network) tidak cukup untuk beberapa proses. Maka pada lapisan session ini dibutuhkan dialog controller. Tanggung jawab spesifik:
  • Dialog control.
  • Sinkronisasi
Gambar 3.9 Lapisan Sesi
Gambar 3.9 Lapisan Sesi

6. Lapisan Presentasi

Rutin standard mempresentasikan data. Presentation layer lebih cenderung pada syntax dan semantic pada pertukaran informasi dua sistem. Tanggung jawab spesifik:
  • Translasi
  • Enkripsi
  • Kompresi
Gambar 3.10 Lapisan Presentasi
Gambar 3.10 Lapisan Presentasi

7. Lapisan Aplikasi

interface antara aplikasi yang dihadapi user and resource jaringan yang diakses. Sesuai namanya, lapisan ini menjembatani interaksi manusia dengan perangkat lunak/software aplikasi.
Gambar Lapisan Aplikasi
Gambar 3.11 Lapisan Aplikasi
Setiap layer menyediakan layanan bagi layer yang ada di atasnya, dan membutuhkan layanan dari layer di bawahnya.
Gambar 3.12
Gambar 3.12 Hubungan antara satu lapisan dengan lainnya

Instalasi Open SuSE 11.2

Linux open Suse yang merupakan salah satu distribusi linux buatan jerman , merupakan salah satu dari sekian banyak distro linux yang digunakan pada saat ini.
Pada postingan kali ini saya akan mencoba memberikan tutorial cara instalasi suse 11.2 , versi 11.2 ini merupakan versi yang terakhir kali rilis pada bulan november 2009.
untuk mendownload open suse 11.2 , download
baiklah ikuti tahap-tahap ini untuk menginstal suse 11.2 di komputer anda :
1. Boot melalui CD-ROM, Masukka DVD Suse 11.2 , Akan muncul tampilan utama instalasi suse.
2. Kemudian kita akan dihadapkan pada beberapa pilihan , karena kita ingin menginstalasi suse 11.2, pilih Installation.
3. Tentukan bahasa dan jenis keyboard.
4. Akan muncul jendela Installation mode. Pilih New Instalation dan tekan next.
5. Pada jendela Clock and Time Zone tentuka daerah waktu kita berada.
6. Nah selanjutnya akan muncul jendela Dekstop selection, disini kita diminta untuk memilih mode dari dekstop Suse 11.2 yang kita instal. pada postingan ini saya memilih KDE mode. sebenarnya GNOME juga sama saja. namun KDE lebih keren gitu. sedangkan GNOME lebih kepada performance.
7. Secara otomatis kita akan disarankan oleh sistem untuk melakukan instalasi sesuai dengan partisi yang dibuat oleh sistem. namun jika anda mengedit partisi dari suse anda. pilih edit partition setup dan jika ingin membuat partisi baru, pilih add new partition.
Jika memilih add new partition :
8. Nah setelah anda menyelesaikan tahap partisi sekarang anda akan dihadapkan pada jendela user setting. isi sesuai dengan data anda.
9. Akan muncul jendela Installation setting, yaitu keterangan dari konfigurasi yang baru anda lakukan sebelum menginstal suse 11.2 , klik Install untuk memulai proses instalasi.
Proses instalasi akan dimulai, tunggu beberapa menit sampai proses instalasi benar-benar selesai.
Konfigurasi secara otomatis akan dilakukan oleh sistem. Jika terhubung dengan
internet maka proses update repository akan dilakukan, akan tetapi jika tidak
ingin menunggu lama atau tidak terhubung dengan internet maka proses konfigurasi
otomatis akan segera selesai.
Setelah automatic configuration selesai, Tidak lama kemudian jika instalasi berhasil kita akan melihat proses loading
menuju desktop openSUSE.
Selamat Belajar

Jumat, 04 Maret 2011

Setting Network di Ubuntu Server
1. Memberi ip address, ketikkan perintah pico /etc/network/interfaces

2. Merubah nama computer (host), ketikkan perintah pico /etc/hosts

3. Mengatur ip resolver, ketikkan perintah pico /etc/resolv.conf

4. Simpan perubahan pada network dengan cara merestart service network, ketikkan perintah /etc/init.d/networking restart
5. Tes konfigurasi dengan mengetikkan perintah
a. ping 192.168.1.100 : ping ip address
b. ping smk.com  : ping host
c. ping smk  ping : alias host

Setting DNS di Ubuntu Server
1. Cek keberadaan paket bind9, apakah sudah terinstall atau belum, ketikkan perintah dpkg -l | grep bind9
2. Jika belum terinstall, install dengan cara ketikkan
a. apt-cdrom add
b. masukkan cd ubuntu server
c. apt-get install bind9
3. Membuat zone untuk DNS, ketikkan perintah pico /etc/bind/named.conf, tambahkan baris berikut :

letakkan sebelum script berikut :
include "/etc/bind/named.conf.local";
yang ada di baris paling bawah dari file named.conf
4. Selanjutnya membuat file untuk menyimpan konfigurasi zone. Copy-kan dari file contoh yang sudah disediakan di linux, ketikkan perintah cp /etc/bind/db.local /etc/bind/smk.com
5. Edit file yang baru saja di-copy-kan, di sini kita akan membuat host untuk server yng akan dibuat, ketikkan perintah pico /etc/bind/smk.com
6. Berikut file smk.com sebelum di edit

7. Ubah tulisan localhost dengan nama host kita yaitu smk.com, jangan lupa setelah nama host diberi tanda titik (.) sebagai pertanda real name.
8. Kemudian ubah ip address 127.0.0.1 dengan ip address pc server yaitu 192.168.1.100
9. Kemudian tambahkan nama host untuk web server dan ftp server di baris paling khir, sehingga file smk.com akan nampak seperti berikut :

10. Kemudian simpan perubahan yang terjadi dengan merestart service networking dan bind9, ketikkan perintah /etc/init.d/networking restart kemudian ketikkan perintah /etc/init.d/bind9 restart
11. Cek konfigurasi DNS dengan mengetikkan perintah
a. dig www.smk.com
b. nslookup -sil ftp.smk.com
c. ping www.smk.com
d. ping ftp.smk.com

Setting Web Server di Ubuntu Server
1. Cek keberadaan paket apache2, apakah sudah terinstall atau belum, ketikkan perintah dpkg -l | grep apache2
2. Jika belum terinstall, install dengan cara ketikkan
a. apt-cdrom add
b. masukkan cd ubuntu server
c. apt-get install apache2
3. Ubah konfigurasi virtual host untuk web server, ketikkan perintah pico /etc/apache2/sites-available/default, berikut adalah file asli sebelum di edit

A  ubah menjadi www.smk.com:80
B  tambahkan tulisan berikut :
DirectoryIndex smk.html
4. Sehingga file default akan menjadi seperti berikut ini :


5. Kemudian buat file html baru untuk situs web server kita, ketikkan perintah pico /var/www/smk.html, kemudian isi file tersebut, misal “selamat datang di www.smk.com”
6. Simpan perubahan yang terjadi dengan merestart service apache2, ketikkan perintah /etc/init.d/apache2 restart
7. Tes konfigurasi web server, ketikkan perintah w3m www.smk.com, jika menampilkan isi file smk.html maka web server sudah berhasil

Setting FTP Server di Ubuntu Server
1. Cek keberadaan paket vsftpd, apakah sudah terinstall atau belum, ketikkan perintah dpkg -l | grep ftp
2. Jika belum terinstall, install dengan cara :
a. Masukkan cd ubuntu server
b. Ketikkan perintah
mount /cdrom
dpkg -i /cdrom/pool/main/v/vsftpd/*.deb
c. Atau tambahkan parameter --force-depends setelah dpkg –i
3. Kemudian ubah konfigurasi ftp server, ketikkan perintah pico /etc/vsftpd.conf, kemudian cari baris berikut :

ubah menjadi seperti berikut ini :

4. Script di atas memili fungsi berikut :
a. anonymous_enable=NO
user yang tidak terdaftar tidak diperbolehkan mengakses ftp server
b. local_enable=YES
user yang ada di system linux diperbolehkan mengakses ftp server
c. write_enable=YES
user yang ada di system linux diperbolehkan melakukan perubahan pada ftp server, misal upload data
d. anon_upload_enable=NO
user yang tidak terdaftar tidak diperbolehkan upload data ke dalam ftp server
e. anon_mkdir_write_enable=NO
user yang tidak terdaftar tidak diperbolehkan membut directory baru di dalam ftp server
5. Simpan perubahan yang terjadi dengan merestart service vsftpd, ketikkan perintah /etc/init.d/vsftpd restart
6. Cek konfigurasi ftp server, ketikkan :
a. ftp ftp.smk.com
b. username : --------- misal isikan smk
c. password : --------- misal isikan 123456
d. ketikkan perintah-perintah konsol, misal ls, mkdir testing, cd .. dan lain-lain
e. untuk keluar, ketikkan perintah exit

Membangun Proxy Server dengan Ubuntu

Ringkasan ini tidak tersedia. Harap klik di sini untuk melihat postingan.

Gost dari flash

Ini merupakan seri kelanjutan dari tulisan mengenai cara backup windows menggunakan norton ghost baik yang saya posting di http://www.mamas86.com ataupun yang telah saya upload ke ilmukomputer.com Sebenarnya kelanjutan ini ingin saya tulis sudah lama sekali. Namun karena berbagai kesibukan baik kuliah, ngurus blog, MMO dll malah justru menyebabkan saya lupa untuk mempostingnya. Mohon maaf sekali bagi yang sudah lama bertanya via email namun ternyata baru sekarang ini saya bisa mempostingnya.

Sebenarnya untuk menggunakan Norton Ghost kita tidak harus menggunakan flashdisk, namun bisa juga menggunakan yang versi CD atau lainnya. Semua terserah anda dan sesuai dengan selera anda.

Namun disini yang ingin sedikit saya bahas adalah tentang bagaimana membuat norton ghost kita bisa booting atau digunakan melalui flashdisk.

1. Komputer yang support Booting lewat USB
2. Flashdisk ukuran sembarang, Minimal 64Mb
3. File/software ghost
Berisi:
# Norton Partisi Magic ( untuk membuat partisi lewat dos )
# Norton Ghost ( untuk cloning )
4. Software usb Format

ghost0

5. Pilih Device >> Device ini adalah Flash disk anda
6. Pilih FAT32 pada File System
7. Untuk Volume Label Sembarang (nama dari flashdisk, secara otomatis akan muncul sendiri)
8. Pilih Quick Format dan Created a DOS Bootable Disk
9. Cari dimana anda file USBBOOT yang telah diextract tadi (misal di drive L:ghost)
10. Klik Start
11. Setelah selesai Copy Semua file ghost ke USB anda. Jika muncul peringatan “Confirm file replace” Klik NO

ghost1

ghost2

12. Flashdisk siap dicoba

Note: Jika komputer sobat ternyata tidak support untuk booting via USB atau flashdisk, maka sobat bisa menggunakan Norton Ghost versi CD yang bisa didapatkan baik dengan cara mendownload, pinjam di Rental CD atau lainnya.

Source: http://www.bikien.com/

tips hapus sourthcut

Virus PIF/Starter atau yang lebih dikenal dengan virus shortcut membuat kesal korbannya dengan banyak sekali shortcut yang dibuat oleh virus tersebut. Repotnya, kalau cara penanganan virus ini tak tepat maka ia malah akan kembali lagi, lagi dan lagi.
Oleh sebab itu, simak 7 cara jitu dari analis virus Vaksincom MG Lat untuk menghentikan banjir shortcut yang diakibatkan virus ini:

virus shorcut
1. Sebelumnya matikan dulu proses system restore.
2. Matikan proses dari file Wscript yang terletak di C:WindowsSystem32, dengan cara menggunakan tools seperti CProcess, HijackThis atau dapat juga menggunakan Task Manager dari Windows.
3. Setelah dimatikan proses dari Wscript tersebut, kita harus men-delete atau me-rename dari file tersebut agar tidak digunakan untuk sementara oleh virus tersebut.
Sebagai catatan, kalau kita me-rename dari file Wscript.exe tersebut dengan otomatis, maka akan dikopikan lagi di folder tersebut. Oleh sebab itu, kita harus mencari di mana file Wscript.exe yang lainnya, biasanya ada di C:Windows$NtServicePackUninstall$, C:WindowsServicePackFilesi386.
Tidak seperti virus-virus VBS lainnya, kita bisa mengganti Open With dari file VBS menjadi Notepad, virus ini berextensi MDB yang berarti adalah file Microsoft Access. Jadi Wscript akan menjalankan file DATABASE.MDB seolah-olah dia adalah file VBS.
4. Delete file induknya yang ada di C:Documents and Settings\My Documentsdatabase.mdb, agar setiap kali komputer dijalankan tidak akan me-load file tersebut. Dan jangan lupa kita buka juga MSCONFIG, disable perintah yang menjalankannya.
5. Sekarang kita akan men-delete file-file Autorun.INF. Microsoft.INF dan Thumb.db. Caranya, klik tombol START, ketik CMD, pindah ke drive yang akan dibersihkan, misalnya drive C:, maka yang harus kita lakukan adalah:
Ketik C:del Microsoft.inf /s, perintah ini akan men-delete semua file microsoft.inf di seluruh folder di drive C:. Sementara kalau mau pindah drive tinggal diganti nama drivenya saja contoh: D:del Microsoft.inf /s.
Untuk file autorun.inf, ketik C:del autorun.inf /s /ah /f, perintah akan men-delete file autorun.inf (syntax /ah /f) digunakan karena file tersebut memakai attrib RSHA, begitu juga untuk file Thumb.db lakukan juga hal yang sama.
6. Untuk men-delete file-file selain 4 file terdahulu, kita harus mencarinya dengan cara search file dengan ekstensi .lnk ukurannya 1 kb. Pada ‘More advanced options’ pastikan option ‘Search system folders’ dan ‘Search hidden files and folders’ keduanya telah dicentang.
Harap berhati-hati, tidak semua file shortcut / file LNK yang berukuran 1 kb adalah virus, kita dapat membedakannya dari ikon, size dan tipenya. Untuk shortcut yang diciptakan virus ikonnya selalu menggunakan icon ‘folder’, berukuran 1 kb dan bertipe ‘shortcut’. Sedangkan folder yang benar harusnya tidak memiliki ‘size’ dan tipenya adalah ‘File Folder’.
7. Fix registry yang sudah diubah oleh virus. Untuk mempercepat proses perbaikan registry salin script dibawah ini pada program ‘notepad’ kemudian simpan dengan nama ‘Repair.inf’. Jalankan file tersebut dengan cara:
- Klik kanan repair.inf
- Klik Install
[Version]
Signature=”$Chicago$”
Provider=Vaksincom Oyee
[DefaultInstall]
AddReg=UnhookRegKey
DelReg=del
[UnhookRegKey]
HKLM, SoftwareCLASSESbatfileshellopencommand,,,”"”%1″” %*”
HKLM, SoftwareCLASSEScomfileshellopencommand,,,”"”%1″” %*”
HKLM, SoftwareCLASSESexefileshellopencommand,,,”"”%1″” %*”
HKLM, SoftwareCLASSESpiffileshellopencommand,,,”"”%1″” %*”
HKLM, SoftwareCLASSESregfileshellopencommand,,,”regedit.exe “%1″”
HKLM, SoftwareCLASSESscrfileshellopencommand,,,”"”%1″” %*”
HKLM, SOFTWAREMicrosoftWindows NTCurrentVersionWinlogon, Shell,0, “Explorer.exe”
HKLM, SYSTEMControlSet001ControlSafeBoot, AlternateShell,0, “cmd.exe”
HKLM, SYSTEMControlSet002ControlSafeBoot, AlternateShell,0, “cmd.exe”
[del]
HKLM,SOFTWAREMicrosoftWindowsCurrentVersionRun, Winupdate
HKCU,SOFTWAREMicrosoftWindowsCurrentVersionRun, explorer
Sumber: detikinet.com

Setting DHCP Server Mikrotik dengan WinBox

Artikel ini masih satu rangkaian dengan artikel sebelumnya yang dibuat sebagai bentuk dokumentasi dalam rangka membangun jaringan SMK DARUT TAQWA, pada peta jaringan tampak wireless yang digunakan untuk memberikan akses wifi diset dengan DHCP, sehingga IP client akan didistribusikan secara otomatis oleh server, begitu pula pada peta jaringan tampak lab 1 menggunkan ip manual, namun sungguh merepotkan untuk memeberikan IP satu persatu pada client apalagi client nya cukup banyak. Untuk itu kita bisa memberikan ip dinamis dengan cara menginstal dhcp server.
Untuk mengkonfigurasinya, asumsi anda sudah menginstal router mikrotik, dan iktui step by step berikut ini :
  • klik menu IP –> Poll, untuk membuat range IP yang akan disitribusikan, misal client akan diberi nomor IP dari 192.168.1.11 sampai dengan 192.168.1.60 asumsinya maka maksimal client yang akan diberi IP secara otomatis sebanyak 50 client. Maka pada name isi dengan pool_lab1, dan pada adresses 192.168.1.11-192.168.1.60, klik OK>

  • Saatnya mengaktifkan DHCP server, klik menu IP –> DHCP Server
    Pada name isi dengan nama jaringan atau apa saja, misal LAB1
    Pada interface pilih interface yang akan didistribuskian IP dinamis nya dalam hal ini ether1 karene ether1 terhubung ke hub di lab1
    Pada address poll pilih pool_lab1 (lihat step 1)
    Yang lainnya biarkan standar, kemudian klik OK
  • Selanjutnya mengkonfigurasi Default gateway dan DNS server apabila client akan dihubungkan ke internet. Masih di jendela DHCP Server klik tab Network,

    klik tanda plus (add) , pada address masukan 192.168.1.0/24 (artinya seluruh jaringan dibawah net 192.168.1.xxx) menggunakan gateaway (isikan gatewaynya) misal 192.168.1.1 (ip ether di mikrotik), dan DNS server dalam hal ini diisi dengan modem ADSL 192.168.2.1

    Klik Ok untuk mengakhiri, sampai tahap ini DHCP server telah berjalan
  • Berikutnya konfigurasi tiap client, untuk mengkonfigurasi buka jendela TCP/IP propertis dan pilih obtain untuk semua pilihan konfigurasi IP.
  • Saatnya kembali ke server mikrotik untuk mengetahui siapa saja yang terkoneksi ke server mikrotik dan diberikan IP address secara otomatis, pada winbox masih di jendela DHCP server pilih tab Leases, dan perhatikan daftar client yang terkoneksi.

Setting Mikrotik Sebagai Gateway Server

MikroTik RouterOS™, merupakan system operasi Linux base yang diperuntukkan sebagai
network router. Didesain untuk memberikan kemudahan bagi penggunanya. Administrasinya bisa
dilakukan melalui Windows application (WinBox). Selain itu instalasi dapat dilakukan pada
Standard computer PC. PC yang akan dijadikan router mikrotikpun tidak memerlukan resource
yang cukup besar untuk penggunaan standard, misalnya hanya sebagai gateway. Untuk
keperluan beban yang besar ( network yang kompleks, routing yang rumit dll) disarankan untuk
mempertimbangkan pemilihan resource PC yang memadai.
Fasilitas pada mikrotik antara lain sebagai berikut :
- Protokoll routing RIP, OSPF, BGP.
- Statefull firewall
- HotSpot for Plug-and-Play access
- remote winbox GUI admin
Lebih lengkap bisa dilihat di www.mikrotik.com.
Meskipun demikian Mikrotik bukanlah free software, artinya kita harus membeli licensi terhadap
segala fasiltas yang disediakan. Free trial hanya untuk 24 jam saja. Kita bisa membeli software
mikrotik dalam bentuk CD yang diinstall pada Hard disk atau disk on module (DOM). Jika kita
membeli DOM tidak perlu install tetapi tinggal menancapkan DOM pada slot IDE PC kita.
Langkah-langkah berikut adalah dasar-dasar setup mikrotik yang dikonfigurasikan untuk jaringan
sederhana sebagai gateway server.
===========================================================================
1. Langkah pertama adalah install Mikrotik RouterOS pada PC atau pasang DOM.
2. Login Pada Mikrotik Routers melalui console :
MikroTik v2.9.7
Login: admin
Password:
Sampai langkah ini kita sudah bisa masuk pada mesin Mikrotik. User default adalah admin
dan tanpa password, tinggal ketik admin kemudian tekan tombol enter.
3. Untuk keamanan ganti password default
[admin@Mikrotik] > password
old password: *****
new password: *****
retype new password: *****
[admin@ Mikrotik]] >
4. Mengganti nama Mikrotik Router, pada langkah ini nama server akan diganti menjadi “Waton”
[admin@Mikrotik] > system identity set name=Waton
[admin@Waton] >
5. Melihat interface pada Mikrotik Router
[admin@Mikrotik] > interface print
Flags: X - disabled, D - dynamic, R - running
# NAME TYPE RX-RATE TX-RATE MTU
0 R ether1 ether 0 0 1500
1 R ether2 ether 0 0 1500
[admin@Mikrotik] >
6. Memberikan IP address pada interface Mikrotik. Misalkan ether1 akan kita gunakan untuk
koneksi ke Internet dengan IP 192.168.0.1 dan ether2 akan kita gunakan untuk network local
kita dengan IP 172.16.0.1
[admin@Waton] > ip address add address=192.168.0.1
netmask=255.255.255.0 interfac
e=ether1
[admin@Waton] > ip address add address=172.16.0.1
netmask=255.255.255.0 interfac
e=ether2
7. Melihat konfigurasi IP address yang sudah kita berikan
[admin@Waton] >ip address print
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic
# ADDRESS NETWORK BROADCAST INTERFACE
0 192.168.0.1/24 192.168.0.0 192.168.0.63 ether1
1 172.16.0.1/24 172.16.0.0 172.16.0.255 ether2
[admin@Waton] >
8. Memberikan default Gateway, diasumsikan gateway untuk koneksi internet adalah
192.168.0.254
[admin@Waton] > /ip route add gateway=192.168.0.254
9. Melihat Tabel routing pada Mikrotik Routers
[admin@Waton] > ip route print
Flags: X - disabled, A - active, D - dynamic,
C - connect, S - static, r - rip, b - bgp, o - ospf
# DST-ADDRESS PREFSRC G GATEWAY DISTANCE INTERFACE
0 ADC 172.16.0.0/24 172.16.0.1 ether2
1 ADC 192.168.0.0/26 192.168.0.1 ether1
2 A S 0.0.0.0/0 r 192.168.0.254 ether1
[admin@Waton] >
10. Tes Ping ke Gateway untuk memastikan konfigurasi sudah benar
[admin@Waton] > ping 192.168.0.254
192.168.0.254 64 byte ping: ttl=64 time<1>
192.168.0.254 64 byte ping: ttl=64 time<1>
2 packets transmitted, 2 packets received, 0% packet loss
round-trip min/avg/max = 0/0.0/0 ms
[admin@Waton] >
11. Setup DNS pada Mikrotik Routers
[admin@Waton] > ip dns set primary-dns=192.168.0.10 allow-remoterequests=
no
[admin@Waton] > ip dns set secondary-dns=192.168.0.11 allow-remoterequests=
no
12. Melihat konfigurasi DNS
[admin@Waton] > ip dns print
primary-dns: 192.168.0.10
secondary-dns: 192.168.0.11
allow-remote-requests: no
cache-size: 2048KiB
cache-max-ttl: 1w
cache-used: 16KiB
[admin@Waton] >
13. Tes untuk akses domain, misalnya dengan ping nama domain
[admin@Waton] > ping yahoo.com
216.109.112.135 64 byte ping: ttl=48 time=250 ms
10 packets transmitted, 10 packets received, 0% packet loss
round-trip min/avg/max = 571/571.0/571 ms
[admin@Waton] >
Jika sudah berhasil reply berarti seting DNS sudah benar.
14. Setup Masquerading, Jika Mikrotik akan kita pergunakan sebagai gateway server maka agar
client computer pada network dapat terkoneksi ke internet perlu kita masquerading.
[admin@Waton] > ip firewall nat add action=masquerade outinterface=
ether1
chain: srcnat
[admin@Waton] >
15. Melihat konfigurasi Masquerading
[admin@Waton] ip firewall nat print
Flags: X - disabled, I - invalid, D - dynamic
0 chain=srcnat out-interface=ether1 action=masquerade
[admin@Waton] >
Setelah langkah ini bisa dilakukan pemeriksaan untuk koneksi dari jaringan local. Dan jika
berhasil berarti kita sudah berhasil melakukan instalasi Mikrotik Router sebagai Gateway
server. Setelah terkoneksi dengan jaringan Mikrotik dapat dimanage menggunakan WinBox
yang bisa di download dari Mikrotik.com atau dari server mikrotik kita. Misal Ip address server
mikrotik kita 192.168.0.1, via browser buka http://192.168.0.1 dan download WinBox dari situ.
Jika kita menginginkan client mendapatkan IP address secara otomatis maka perlu kita setup
dhcp server pada Mikrotik. Berikut langkah-langkahnya :
1.Buat IP address pool
/ip pool add name=dhcp-pool ranges=172.16.0.10-172.16.0.20
2. Tambahkan DHCP Network dan gatewaynya yang akan didistribusikan ke client
Pada contoh ini networknya adalah 172.16.0.0/24 dan gatewaynya 172.16.0.1
/ip dhcp-server network add address=172.16.0.0/24 gateway=172.16.0.1
3. Tambahkan DHCP Server ( pada contoh ini dhcp diterapkan pada interface ether2 )
/ip dhcp-server add interface=ether2 address-pool=dhcp-pool
4. Lihat status DHCP server
[admin@Waton] > ip dhcp-server print
Flags: X - disabled, I - invalid
# NAME INTERFACE RELAY ADDRESS-POOL LEASE-TIME ADD-ARP
0 X dhcp1 ether2
Tanda X menyatakan bahwa DHCP server belum enable maka perlu dienablekan terlebih
dahulu pada langkah 5.
5. Jangan Lupa dibuat enable dulu dhcp servernya
/ip dhcp-server enable 0
kemudian cek kembali dhcp-server seperti langkah 4, jika tanda X sudah tidak ada berarti
sudah aktif.
6. Tes Dari client

Blogger Templates